Powered By Blogger

Thursday, December 29, 2016

Mengenal apa sebenarnya alergi itu.

Alergi pernah dirasakan hampir dari semua orang di dunia, penyebabnya pun beragam dari makanan, binatang, debu sampai uang kertas. Akibat yang ditimbulkan juga berbeda, mulai dari gatal, sesak nafas, bahkan bisa sangat membahayakan.



Sebenarnya apa sih alergi itu?

Berikut akan saya jelaskan apa sebenarnya alergi itu, dikutip dari berbagai sumber.

Alergen atau substansi pemicu alergi hanya berdampak pada orang yang memiliki alergi tersebut. Pada orang lain, alergen tersebut tidak akan memicu reaksi kekebalan tubuh. Beberapa jenis substansi yang dapat menyebabkan reaksi alergi meliputi gigitan serangga, tungau debu, bulu hewan, obat-obatan, makanan tertentu, serta serbuk sari.
Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap sesuatu yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak. Ini bisa berupa substansi yang masuk atau bersentuhan dengan tubuh.
Saat tubuh pertama kali berpapasan dengan sebuah alergen, tubuh akan memproduksi antibodi karena menganggapnya sebagai sesuatu yang berbahaya. Jika tubuh kembali berpapasan dengan alergen yang sama, tubuh akan meningkatkan jumlah antibodi terhadap jenis alergen tersebut. Hal inilah yang memicu pelepasan senyawa kimia dalam tubuh dan menyebabkan gejala-gejala alergi.
Gejala-gejala yang Muncul Saat Alergi
Ada beberapa gejala alergi yang umum terjadi, antara lain:
  • Bersin-bersin.
  • Batuk-batuk.
  • Sesak napas.
  • Ruam pada kulit.
  • Hidung beringus.
  • Terjadi pembengkakan di bagian tubuh yang berpapasan dengan alergen, misalnya wajah, mulut dan lidah.
  • Gatal dan merah pada mata.
  • Mata berair.
Tingkat keparahan alergi juga berbeda-beda pada tiap orang, ada yang mengalami reaksi alergi ringan dan ada yang parah sampai berakibat fatal yang disebut dengananafilaksis. Jika mengalami anafilaksis, Anda membutuhkan penanganan medis darurat.
Cara paling ampuh dalam mencegah alergi adalah menghindari diri dari substansi pemicunya atau alergen. Tapi jika gejala-gejala alergi terlanjur muncul, ada beberapa obat anti-alergi yang bisa membantu.
Gejala alergi
Gejala-gejala alergi yang kita alami umumnya tergantung kepada jenis alergen. Misalnya gejala alergi akibat makanan akan menyebabkan gejala pada mulut atau sistem pencernaan, sedangkan alergi debu akan menyebabkan gejala pada sistem pernapasan. Berikut ini adalah penjelasan detailnya.

Alergi Karena Gigitan Atau Sengatan Serangga

Selain pembengkakan pada bagian yang digigit, jenis alergi ini dapat menyebabkan munculnya gatal-gatal di seluruh tubuh,batuk-batuk, sesak dada, serta sesak napas.

Alergi Karena Substansi dari Udara

Jika Anda memiliki alergi terhadap substansi di udara seperti debu, serbuk sari, atau tungau debu, gejala utama yang akan Anda alami biasanya adalah bersin-bersin. Gejala tersebut dapat berkembang menjadi hidung berair atau mampet yang memicu kesulitan bernapas. Gatal-gatal pada hidung, mata yang merah, berair, dan bengkak juga dapat muncul.

Alergi Akibat Makanan

Alergi karena makanan tertentu dapat menyebabkan sensasi geli atau gatal dalam mulut. Pembengkakan pada bibir, lidah, mata, tenggorokan, atau wajah juga bisa terjadi. Selain itu, alergi ini juga dapat mengakibatkan ruam gatal dan merah pada kulit, mual-mual, sakit perut, serta diare.

Alergi Akibat Obat

Obat juga dapat mengakibatkan reaksi alergi. Gejalanya dapat berupa gatal-gatal pada kulit, ruam, pembengkakan pada wajah, kesulitan bernapas serta anafilaksis.
Selain penyebab-penyebab di atas, alergi juga dapat muncul saat kulit tersentuh substansi tertentu. Misalnya sabun, sampo, parfum, perwarna rambut, serta perhiasan. Alergi jenis ini akan mengakibatkan sejenis peradangan pada kulit yang dikenal sebagai dermatitis kontak. Dermatitis kontak menyebabkan gejala gatal-gatal, ruam kemerahan, dan bersisik.

Jika pernah merasakan gejala-gejala di atas, Anda sebaiknya mencari tahu penyebabnya agar dapat didiskusikan dengan dokter sehingga alergi Anda dapat ditangani.

Mengenali Gejala Anafilaksis

Alergi terkadang dapat menyebabkan reaksi yang parah dan berakibat fatal, yaitu anafilaksis. Reaksi ini umumnya akan terjadi pada seluruh tubuh dan menyebar dengan sangat cepat. Gejala-gejala anafilaksis antara lain:
  • Sesak napas yang parah.
  • Pingsan akibat tekanan darah yang turun.
  • Mual-mual.
  • Ruam pada kulit.
  • Denyut nadi yang cepat, tapi lemah.
Penderita anafilaksis membutuhkan penanganan medis darurat. Reaksi anafilaksis dapat ditangani dengan suntikan atau obat epinefrin.
Substansi penyebab alergi atau alergen biasanya tidak berbahaya dan tidak mengakibatkan gejala alergi pada orang lain. Beberapa jenis alergen yang umumnya dapat menyebabkan alergi meliputi:
  • Gigitan serangga, misalnya sengatan lebah.
  • Makanan tertentu, misalnya kerang, kacang-kacangan, kepiting, udang serta susu.
  • Substansi di udara, misalnya bulu hewan, tungau debu atau serbuk sari.
  • Obat-obatan, misalnya antibiotik penisilin.
  • Alergen yang bersentuhan dengan kulit secara langsung, misalnya bahan kimia pada parfum, sabun, sampo atau bahan lateks.
Reaksi alergi muncul saat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap alergen yang dianggapnya berbahaya, walau sebenarnya tidak. Karena itu, terbentuklah antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). Saat kontak antara tubuh dan alergen kembali terjadi, tubuh akan memproduksi lebih banyak IgE. Kemudian IgE akan memicu pelepasan zat-zat kimia alami seperti histamin yang menyebabkan gejala-gejala alergi.
Risiko seseorang untuk mengalami alergi juga dapat meningkat karena faktor keturunan serta lingkungan. Jika ayah atau ibu Anda memiliki alergi tertentu, Anda juga berisiko tinggi memiliki alergi, meski jenis alerginya tidak selalu sama.
Diagnosis 
Pada tahap awal, dokter akan menanyakan detail gejala, frekuensi serta waktu kemunculan, dan pemicu alergi yang Anda alami. Dokter juga akan memeriksa bagian tubuh yang terkena dampak alergi. Jika alergen Anda belum diketahui dengan pasti lewat pemeriksaan awal, dokter biasanya akan menganjurkan beberapa tes untuk evaluasi lebih lanjut.

Tes pada Kulit

Pada tes tusuk kulit, kulit pasien akan ditetesi cairan alergen yang umum lalu ditusuk secara halus dan pelan-pelan dengan jarum untuk melihat reaksinya. Jika pasien mengalami alergi terhadap substansi tersebut, benjolan merah dan gatal akan muncul di kulit dalam waktu 10-15 menit.
Tes tusuk kulit ini biasanya digunakan untuk memeriksa jenis alergi pada makanan dan obat-obatan tertentu, alergen di udara, serta racun dari serangga. Tes ini termasuk aman dan dapat digunakan pada semua orang.
Selain tes tusuk kulit, tes tempel juga bisa dilakukan. Dalam test tempel, satu jenis alergen akan diletakkan pada tempat tertentu, misalnya plester, lalu ditempelkan pada kulit selama dua hari sambil memantau reaksi kulit. Tes tempel digunakan untuk mengevaluasi dermatitis kontak.
Selain menangani alergi dengan menghindari alergennya, penanganan medis alergi juga tersedia untuk mengendalikan gejala-gejala yang muncul. Jenis obat-obatan yang biasa digunakan dalam menangani alergi adalah:

Antihistamin

Obat ini bekerja dengan menghambat efek senyawa histamin yang menyebabkan berbagai gejala alergi seperti sesak napas, mata berair dan hidung beringus. Antihistamin dapat digunakan dalam bentuk tablet, krim, cair, tetes mata, atau semprot hidung. Tetapi Anda sebaiknya berhati-hati saat membeli obat tetes mata atau semprot hidung karena tidak semuanya cocok untuk digunakan orang di segala usia.

Obat semprot kortikosteroid

Obat ini efektif untuk menangani peradangan yang terjadi pada dinding hidung dan saluran pernapasan, terutama hidung yang tersumbat. Efek sampingnya juga jarang dirasakan para penggunanya karena hanya sedikit yang terserap tubuh.

Dekongestan

Selain tablet dan kapsul, obat ini juga tersedia dalam bentuk obat tetes atau semprot hidung. Dekongestan berguna untuk membantu melegakan hidung tersumbat. Tetapi disarankan untuk tidak digunakan dalam jangka panjang.

Penghambat leukotriena

Leukotriena adalah senyawa yang dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan saat terjadi reaksi alergi. Fungsi obat ini adalah untuk menghambat efek leukotriena dan dapat digunakan dalam bentuk tablet. Contoh penghambat leukotriena adalahmonteleukast dan zafirlukast.

Penanganan Untuk Anafilaksis

Jika alergi Anda memiliki kemungkinan untuk menyebabkan serangan anafilaksis, Anda dianjurkan untuk selalu membawa suntikan epinefrin yang diresepkan dokter. Anda juga bisa mengenakan gelang atau kalung penanda alergi jika memungkinkan supaya jika anafilaksis terjadi, orang-orang di sekitar akan tahu penyebabnya dan bertindak secepat mungkin.
Pencegahan alergi
Pencegahan alergi tergantung pada alergennya. Cara yang paling efektif untuk mencegah alergi adalah dengan menghindari pemicunya. Tetapi tidak semua sumber alergi dapat dihindari dengan mudah seperti tungau debu, hewan piaraan, atau makanan. Beberapa saran berikut ini dapat membantu mencegah alergi.
  • Mengenakan pakaian tertutup atau mengoleskan losion penolak serangga saat sedang bepergian.
  • Gunakan masker saat keluar rumah.
  • Membersihkan rumah secara rutin, terutama ruangan yang sering digunakan, seperti kamar tidur serta ruang keluarga, agar terhindar dari tungau debu.
  • Menghindari penggunaan kemoceng karena dapat menyebarkan alergen.
  • Mengelap permukaan perabotan dengan kain bersih yang dibasahi air atau cairan pembersih.
  • Membuka jendela atau pintu agar sirkulasi udara lebih lancar sehingga ruangan tidak terasa lembap.
  • Menempatkan hewan piaraan di luar rumah atau di satu ruangan tertentu saja.
  • Mandikan hewan piaraan seminggu sekali.
  • Membersihkan kandang hewan piaraan secara rutin.
  • Mencatat jenis makanan yang kemungkinan menjadi sumber alergi sehingga dapat dihindari.
  • Selalu membaca label kemasan untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan sebelum membeli makanan.
  • Menanyakan bahan makanan yang digunakan secara detail sebelum memesannya di restoran.
  • Membersihkan dapur agar terhindar dari lumut, terutama tempat cuci piring dan cuci pakaian.
  • Jangan menjemur pakaian di dalam rumah.

Pencegahan Anafilaksis

Waspadailah diri Anda jika mengidapanafilaksis karena jika alergi kambuh dan tidak diobati secepat mungkin, Anda berisiko kehilangan kesadaran atau bahkan kematian. Anda disarankan untuk selalu membawa dua dosis suntikan epinefrin agar bisa langsung digunakan jika serangan anafilaksis terjadi.

No comments:

Post a Comment